Mari Ziarah Kubur
Bukan setahun sekali, melainkan kapan
saja kita dianjurkan ziarah kubur. Bahkan di malam haripun tidak mengapa,
karena rasulullah saw juga pernah melakukannya di malam hari. Ya, ziarah kurbur
memang disyariatkan oleh Islam, sehingga kita perlu mengagendakannya dari waktu
ke waktu. Kita bisa menziarahi kuburan kaum muslimin yang terdekat dengan
tempat tinggal kita, walaupun tidak ada keluarga kita yang dikuburkan di
sana.
Banyak manfat yang bisa diperoleh dari
ziarah kubur, baik bagi yang berziarah maupun bagi ahli kubur yang diziarahi.
Untuk itu, kita perlu memahami adabnya agar ziarah tidak sia-sia, dan agar
ziarah kita mendapat pahala bukan dosa.
Kapan terakhir Anda ziarah kubur? Kalau
hati terasa keras tak kunjung lunak, gersang dan kering kerontang, sehingga tanaman kebaikan sulit tumbuh padanya, maka
salah satu sebabnya mungkin sudah lama tidak ziarah kubur. Mengapa? Karena
ziarah kubur itu mengingatkan kita kepada akhirat, yang berawal dari kematian,
masuk alam kubur, hari kebangkitan, perhitungan amal baik dan buruk dan
akhirnya masuk surga atau neraka.
Raulullah saw bersabda:
زُورُوا الْقُبُوْرَ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الْمَوْتَ
”Lakukanlah ziarah kubur,
karena ia mengingatkan kalian akan kematian” (Hr. Muslim).
Orang yang Anda ziarahi kuburnya, mungkin
umurnya jauh lebih muda dibanding Anda. Berarti kematian bisa menimpa orang
pada usia kapan saja, tidak harus menunggu tua. Bayangkan kalau Anda dalam
posisi dia di dalam kubur, apa yang Anda harapkan? Dan apa yang Anda sesali?.
Alhamdulillah, saat ini harapan belum tertutup dan penyesalan masih berguna.
Segeralah bertaubat, jangan ditunda-tunda. Semangatlah beribadah dan amal
shalih. Buang jauh kemalasan.
2.
Doakan
Mayit
Di
saat kedua orang tuamu sudah dikubur berkalang tanah, mereka tidak bisa lagi
beramal shalih, dan tidak ada kesempatan lagi untuk bertaubat dan mohon ampun
kepada Allah atas dosa-dosanya. Tapi, Anda bisa melakukan sesuatu yang
bermanfaat untuk mereka, antara lain doa. Ya, doa orang yang masih hidup itu
bermanfaat untuk orang yang sudah mati. Maka dari itu, sebelum dikuburkan, kita
diperintahkan menshalatkannya. Bukankan shalat janazah itu mendoakan mayit?
Ada beberapa contoh doa yang pernah diucapkan
rasulullah saw ketika ziarah kubur. Antara lain:
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ
الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنينَ وَالمُسلمينَ ، وَإنَّا إنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ
، أسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ العَافِيَةَ
“Kedamaian untuk kalian,
wahai kaum mukminin dan muslimin penghuni kubur. Sesungguhnya kami –insyaAllah-
akan menusul kalian. Kami mohonkan kepada Allah keselamatan untuk kami dan
kalian” Ihr. Muslim)
السَّلامُ
عَلَيْكُمْ يَا أهْلَ القُبُوْرِ ، يَغْفِرُ اللهُ لَنَا وَلَكُمْ ، أنْتُمْ
سَلَفُنَا وَنَحْنُ بِالْأثَرِ
“Kedamaian untuk kalian,
wahai ahli kubur. Semoga Allah mengampuni kami dan mengampuni kalian. Kalian
mendahului kami, dan kami akan menyusul” (Hr. Tirmidzi; Hasan).
3. Jangan Berdoa Kepada Mayit
Doa itu ibadah. Berdoa kepada mayit, siapapun dia, berarti beribadah
kepada selain Allah. Beribadah kepada selain Allah itu perbuatan syirik yang
menggugurkan semua amal shalih. Jagalah iman…! Jagalah tauhid…! Meminta-minta
kepada mayit itu menyimpang jauh dari ajaran Islam, alias tersesat dari jalan
yang lurus.
Mari kita pegang teguh petunjuk dari Allah yang diwahyukan kepada nabi
Muhammad saw. Islam itu bukan kata si Polan dan si Polan, melainkan firman
Allah dan sabda rasulNya. Dalam masalah ini, apa yang telah difirmankan Allah
kepada rasulNya? Inilah firmanNya:
قُلْ
إِنَّمَا أَدْعُوْ رَبِّي وَلَا أُشْرِكُ بِهِ أَحَدًا
“Katakanlah, sesungguhnya aku berdoa
hanya kepada Tuhanku, dan tidak mensekutukan seorangpun denganNya” (Qs. Aljin/
72: 20)
.
4. Jangan Minta didoakan oleh Mayit
Mayit itu perlu didoakan, bukan malah diminta untuk mendoakan. Apabila
kita minta didoakan, mintalah kepada orang yang masih hidup untuk mendoakan.
Ini pernah dicontohkan oleh panutan kita, nabi
Muhammad saw. Yaitu ketika Umar bin Khattab mau berangkat umrah dan minta
izin kepada beliau, maka beliau berpesan:
لاَ
تَنْسَنَا يَا أُخَيَّ مِنْ دُعَائِكَ
“Jangan lupakan kami, wahai saudaraku,
dari doamu”. (Hr. Abu Dawud dan Tirmidzi; Hasan Shahih). Dalam hadits ini,
beliau mengajarkan sikap tawadhu’ kepada para sahabatnya, dan pentingnya saling
mendoakan satu sama lain.
Sepeninggal rasulullah saw, ketika para sahabat mengalami paceklik
kekurangan air, maka Umar bin Khattab bertawassul dengan cara minta didoakan
oleh Abbas bin Abdul Mutthalib, paman nabi. Umar mengatakan:” Ya Allah, dahulu
kami bertawassul dengan cara didoakan oleh nabiMu, lalu Engkau beri kami hujan.
Sekarang kami bertawassul dengan cara didoakan oleh paman nabiMu. Maka berilah
kami hujan”. Lalu mereka-pun diberi hujan. (Hr. Bukhari). Rasulullah saw sudah
wafat, maka mereka minta didoakan oleh Abbas, bukan oleh Nabi. Kalau sekiranya
minta didoakan oleh mayit itu dibolehkan, tentu para sahabat minta didoakan
oleh nabi yang sudah wafat, bukan oleh Abbas yang masih hidup. Jadi, jangan
minta didoakan oleh mayit.
5. Jangan Meratap
Meratap itu perbuatan tercela dan merupakan indikasi lemahnya kesabaran.
Yakinlah, bahwa meratapi mayit tidak akan membuatnya hidup kembali. Justru
sebaliknya, meratap membuat hati semakin kacau dan gundah, disamping mendapat
dosa. Ibarat orang jatuh, masih ketiban tangga lagi. Yakinlah pula, bahwa
kesabaran tidak membuat Anda mati. Justru sebaliknya, Anda tetap bisa berpikir
jernih, memiliki semangat menjalani kehidupan, dan bisa mengatasi masalah, juga
mendapat pahala besar yang Allah sediakan untuk hamba-hambaNya yang sabar.
Nabi Muhammad saw pernah melihat seorang perempuan yang menagis di
kuburan karena anak bayinya meninggal dunia. Maka beliau memberikan nasehat
kepadanya dengan ungkapan:
اتّقِي
اللهَ وَاصْبِرِيْ
“Bertakwalah kepada Allah dan
bersabarlah” (Hr. Bukhari dan Muslim). Maka dari itu, kaum wanita dilarang
ziarah kubur bila dikhawatirkan akan meratap.
6. Jangan Duduk di atas Kuburan
Hormatilah saudara kita, baik saat masih hidup atau sudah mati.
Janganlah duduk pada posisi dimana jasadnya dibaringkan di dalam kubur. Ketika
melintas, berjalanlah di sela-sela antara dua kuburan, dan janganlah
menginjaknya. Ketika duduk, juga jangan di atasnya. Ambillah posisi di
sampingnya, atau di sekelingmya.
Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah saw:
لاَ
تَجْلِسُوْا عَلَى الْقُبُوْرِ وَلاَ تُصَلُّوْا إِلَيْهَا
“Janganlah kalian duduk di atas
kuburan, dan jangan pula shalat padanya” (Hr. Muslim).
Mari berziarah kubur sesuai tuntunan
syariat Islam. Mari kita perbaiki bersama kesalahan-kesalahan yang mungkin
terjadi selama ini. Semoga kita dan ahli kubur kita diampuni dan dirahmati
Allah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar